Blinkie Text Generator at TextSpace.net

The Islamic Techno Based School

PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Hamdalah…, We’re back guy’s!! Gimana punya kabar sedoyo...? So pazti OK dunkz..? Atau pada lagi Puyeng N Pusing .? karena lagi pada banyak ujian.. But, kalau kamoe semua udach punya persiapan yang matang N yakin akan hal itu,” easy going aja..”. Jampai sampai kita terkena sindrom klabakan pra N pasca ujian semacam ini. Ingat, Jangan sampai pakai SKS dalam belajar karena bakalan muntah tu ilmu, “ Sistem Kebut Semalam” tau kan..?? YuPz… Langsung aja yach g’ pake’ bulet-bulet, ini lo.. blog Akyu…

Sekapur Sirih

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada kita potensi diri yang berupa akal fikiran, kecerdasan dan bakat. Dan dengan anugerahnya itu, apabila kita kembangkan, kita akan bisa menjadi makhluk yang berilmu dan memiliki derajat yang tinggi. Shalawat dan Salam semoga tetap terlimpah kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW, yang dengan Islam dan Al-Qur’an Beliau telah menjelaskan kepada kita bahwa tinggi rendahnya derajat dan kesejahteraan hidup manusia sangat ditentukan oleh tingkat keilmuannya. Sebagai orang yang pandai bersyukur, semasa sekolah seharusnya seorang murid giat mengasah akal fikiran dan kecerdasannya untuk mendalami semua mata pelajaran disekolah sebagai ilmu-ilmu Allah, serta mengembangkan bakat yang dimilikinya. Dan untuk itu perlu adanya motivasi. Oleh karena itu kami menyambut baik adanya PORSENI MA Se-Jatim Tahun 2009 ini, yang melombakan bidang OR, Seni, dan Iptek. Kami berharap pada tahun-tahun yang akan datang, PORSENI ini bisa dilaksanakan secara rutin. Karena kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturrahmi, menanamkan jiwa sportif dan motivasi bagi para murid MA untuk mencapai prestasi dalam bidangnya bahkan dalam bidang-bidang lainnya, yang kesemuanya akan bermuara pada peningkatan martabat dan kesejahteraan hidup bagi yang bersangkutan beserta keluarga dan masyarakatnya, Insya Allah, Amien, Ya Rabbal ‘Alamien. Pada PORSENI tahun 2009 ini, MAN Gondanglegi dan MA yang lain yang menjadi delegasi dari Kabupaten Malang siap mengikuti semua cabang yang dilombakan dan dipertandingkan. Sekian, selamat mengukir prestasi dalam PORSENI MA Se Jatim 2009, semoga sukses.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Selengkapnya


PROFIL

Asal Mula
Pada dekade delapan puluhan, jumlah madrasah negeri pada umumnya dan Madrasah Aliyah Negeri pada khususnya, secara nasional dirasakan masih sangat terbatas. Sebagai contoh misalnya di Kabupaten Malang yang wilayahnya sangat luas hanya ada satu Madrasah Aliyah Negeri Malng II yang ada di Batu. Kondisi terbatasnya jumlah MAN juga dirasakan di daerah-daerah lain di luar Kabupaten Malang. Meskipun demikian, untuk mendirikan MAN baru rupanya cukup sulit. Rekomendasi dari BAPPENAS dan Menpan saat itu tidak pernah diperoleh. Mungkin saat itu pendirian MAN baru belum masuk dalam program pembangunan nasional. Padahal disisi lain animo masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putrinya di MAN sangat besar. Untuk merespon pertimbangan di atas, maka Departemen Agama dalam hal ini Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, khususnya Direktorat Jenderal Perguruan Agama Islam mengambil kebijakan yaitu setiap MAN dan MTsN agar membuka filial (cabang). Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, maka kepala MAN Malang II Batu yang pada saat itu adalah Drs. Sulhani dan Pimpinan Pondok Pesantren Babus Salam Banjar Rejo Gondanglegi yaitu K.H. Darwis Said bersepakat bahwa MAN Malang II Batu akn membuka filial yang akan ditempatkan di Lembaga Pendidikan Babus Salam Gondanglegi. Kesepakatan ini akhirnya diusulkan di Departemen Agama Pusat untuk mendapatkan pengesahan. Akhirnya turunlah SK dari Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Nomor : Kep/E/PP.03/2/69/85 tanggal 12 maret 1985. maka resmilah dibuka MAN Malang II Filial Banjarejo Gondanglegi. Inilah asal usul berdirinya MAN Gondanglegi. Adapun kepala MAN Filial itu istilahnya adalah Plh (Pelaksana Harian) kepala MAN, karena MAN Filial itu statusnya sama dengan kelas jauh saja, maka kepalanya adalah MAN Induk. Sedangkan di MAN Filial ditunjuk Plh kepala MAN. Adapun yang pertama kali menjabat sebagai Plh Kepala MAN Malang II Filial Banjar Rejo adalah Alm. Drs. K.H. Mursyid Alifi. Begitu MAN Filial di Banjar Rejo Gondanglegi ini membuka pendaftaran siswa baru, animo masyarakat begitu besar dan mendapatkan siswa yang cukup banyak, yaitu dua kelas besar. Sebagian besar adalah para santri Pondok Pesantren Babussalam Banjar Rejo dan sebagian lainnya adalah siswa murni. Keadaan ini berjalan selama kurang lebih 4 tahun pelajaran. Setelah mengalami kemerosotan, hal ini disebabkan atas keinginan pihak Yayasan Babussalam menginginkan adanya jenjang pendidikan yang lengkap, maksudnya juga mendirikan lembaga pendidikan umum disamping madrasah. Maka berdirilah SMU Babussalam. Ternyata animo calon siswa baru unuk SLTA di Lembaga Pendidikan ini tetap, tidak ada peningkatan. Maka dengan berdirinya SMA Babussalam, calon siswa baru sebagian masuk ke SMA Babussalam dan sebagian lagi masuk ke MAN. Maka animo yang masuk ke MAN berkurang hanya tinggal satu kelas. Kebijakan pembukaan MAN Filial bukan dimaksud untuk menjadi MAN Filial selamanya, akan tetapi untuk sementara saja. Suatu saat direncanakan akan di Negerikan dengan penuh sebagai madrasah yang berdiri sendiri. Untuk menegerikan MAN itu ada persyaratan yang harus dipenuhidiantara persyaratan itu adalah apabila MAN Filial ada dukungan dari masyarakat dan berdiri diatas gedung dan tanah milik sendiri. Gedung milik Yayasan Pendidikan Babussalam yang diduduki MAN waktu itu hanya sebatas pada hak pakai bukan hak milik, maka K.H. Mursyid Alifi mencari masyarakat yang berkenan mewakafkan tanah untuk pendirian gedung MAN. Dengan harapan MAN filial dapat segera dinegerikan secara penuh sebagai yang berdiri sendiri. Keinginan K.H. Mursyid Arifi terjawab oleh keluarga K.H. Abdul Hamid Putat lor Gondanglegi yang berkenan mewakafkan tanahnya seluas 3.000 m2 yang berlokasi di Jl. Putat Lor Gondanglegi untuk dijadikan lokasi pembangunan gedung MAN tersebut. Semenjak tahun 1990, Drs. K.H. Mursyid mengalami jatuh sakit, sehingga meninggal dunia tahun 1991. sementara beliau sakit, kedudukan Plh. Kepala Filial dipegang oleh pejabat sementara (Pjs) yaitu H. Sayid Abdurrahman, Panggung Rejo Gondanglegi pada bulan Juli 1991, MAN Malang II melakukan boyongan dari Banjarejo ke Putat Lor Gondanglegi. Sebelum gedung MAN dibangun, maka untuk sementara menempati gedung Fakultas Syari’ah Unisma Gondanglegi sebagai ruang belajar dan gedung MTs Alhamidiyah sebagai ruang kantor dengan pertimbangan bahwa tanah wakaf calon lokasi MAN Gondanglegi terletak bersebelahan dengan kedua gedung tersebut disamping kebetulan K.H. Mursyid Alifi juga sebagai Dekan Senad Fakultas Syari’ah yang masuk sore, jadi paginya dipakai untuk MAN. Pada saat awal-awal di kantor Putat Lor terjadi krisis : Krisis Kepemimpinan, Krisis Keuangan, Krisis Kepercayaan, sehingga animo masyarakat untuk memasukkan anaknya ke MAN begitu kecil. Pernah ada pada tahun ajaran baru 1992/1993 MAN hanya mendapatkan siswa baru kelas 1 sebanyak 27 siswa dan sampai kelas 3 tinggal 21 siswa. Itupun terbagi 2 jurusan, Jurusan Agama 8 orang dan jurusan sosial 13 orang. Setelah Drs. K. H. Mursyid Alifin wafat, maka kedudukan kepala MAN diserahkan kepada Drs. K.H. Abdul Madjid Ridwan dari Malang. Beliau ini sebenarnya termasuk dalam kategori orang sibuk, karena disamping guru beliau juga sebagai Dosen Universitas Islam Malang juga sebgai Da’i kondang yang sering diundang di instansi-instansi dan pelosok-pelosok kota dan kabupaten Malang. Namun meskipun begitu beliau masih mau membantu berjuang dengan gigih memperjuangkan kemajuan MAN dengan pembantu setianya yaitu Drs. Ahmad Nur Hadi dan Drs. Tauhid, disamping guru-guru lainnya. Drs. Ahmad Nur Hadi menjabat sebagai WKM. Bidang kurikulum dan Tauhid sebagai Bendahara BP3, dimana ketuanya adalah KH. Mahmud Zubaidi. Dengan modal pinjaman, MAN berusaha membangun gedung. Setelah sampai memasang usuk, dananya habis, maka berhentilah pembangunan selama kurang lebih 1 tahun. Oleh karena lapuknya usuk setahun yang lalu maka usuk yang terpasang tak kuat menyanggh genting, hingga akhirnya roboh. Gempar robohnya gedung MAN tersiar kemana-mana hingga ke pelosok jawa timur hingga Indonesia karena termuat di harian Surya.Alhamdulillah berkat bantuan Bupati Malang, maka gedung sebanyak Tiga lokal yang roboh dapat diselesaikan. Pada tahun 1993, fakultas Syari’ah Unisma Gondanglegi akan diakreditasi dengan syarat bahwa gedung Fakultas tidak diperbolehkan untuk dipergunakan lembaga lain. Maka mau tidak mau MAN Filial harus hengkang dari gedung Fakultas. Alhamdulillah dalam waktu singkat, pada bulan Desember 1994, satu unit gedung lagi yang terdiri dari tiga lokal berhasil diselesaikan. Pada bulan Januari 1995, siswa MAN Filial seluruhnya telah menempati gedung sendiri yang sebanyak dua unit yang terdiri dari enam kelas. Adapun kantornya masih numpang di MTs Al-Hamidiyah. Setelah memiliki prasarana dan sarana, tanah dan gedung,. Maka usaha untuk penegerian diurus lagi oleh kepala MAN Induk. Dan berhasillah penegerian tersebut dengan nama MAN Gondanglegi berdasarkan SK. Dari Menteri nomor : 515 A / 1995, tanggal 25 November 1995 dan diresmikan pada bulan Juli 1996 dengan Kepala Madrasah pertama yaitu Drs. Ahmad Nur Hadi. Pada tahun 1997/1998, MAN Gondanglegi mendapat proyek bangunan gedung satu unit yang terdiri dari 3 ruang kelas,1 gudang dan 3 kamar mandi (WC) lengkap dengan mebelernya. Sebenarnya MAN Gondanglegi telah memiliki 9 ruang, sesuai dengan jumlah rombongan belajar, akan tetapi satu ruang digunakan untuk kantor. Jadi 1 kelas masih masuk siang. Pada tahun berikutnya mendapat proyek kantor lengkap dengan mebelernya. Setelah kantor pindah, maka pada tahun ajaran 1999/2000, seluruh siswa MAN Gondanglegi dimasukkan pagi. Pada akhirnya tahun ajaran 1999/2000 MAN Gondanglegi ditunjuk sebagai sub rayon Ebtanas, yang diikuti oleh empat Madrasah Aliyah Penyelenggara dan sebelas Madrasah Aliyah penggabung. Empat Madrasah yang menjadi penyelenggara yaitu MA Al-Hidayah Wajak, MA. Nahdlatul Ulama’ Gondanglegi, MA Mamba’ul Ulum Banjar Rejo dan MA Roudlotul Ulum Putat.


VISI :
Terwujudnya MAN GONDANG LEGI yang menjadi dambaan masyarakat, yang mampu mencetak insane yang bertaqwa, berprestasi, dan trampil, dengan suasana kasih sayang, kekeluargaan dan keteladanan, serta dengan lingkungan yang bersih, indah dan asri.



MISI :

  • Meningkatkan penghayatan dan pengalaman ajaran Islam, dengan membiasakan Sholatberjama’ah dan ibadah yang lainnya.
  • Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara efektif guna mencapai prestasi akademik.
  • Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yang berorientasi pada peningkatan prestasi dan pelatihan ketrampilan.
  • Memotifasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
    Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa berkomunikasi dengan ummat dan masyarakat
    untuk meningkatkan pengabdian kepada mereka.
  • Mencari informasi tentang lomba-lomba dan mengirimkan siswa untuk mengikutinya sebagai sarana berprestasi.
  • Memotivasi siswa untuk rajin membaca buku dan internet guna menambah wawasan keilmuan dan informasi.


PRESTASI

  • Ditunjuk sebagai petugas paskibraka tingkat Kecamatan Gondanglegi Kab. Malang di acara HUT RI sejak tahun 2005 sampai sekarang.
  • Dinobatkan sebagai Juara Umum Lomba Baris Berbaris tingkat kecamatan Gondanglegi Kab. Malang pada tahun 2008
  • Juara I Festival Band Se-Malang Raya di SMAN I Pagak tahun 2009
  • Juara II Kempo Se-Jawa Timur tahun 2009
  • Juara I Footsall Se-Malang Raya tahun 2009
  • Penulis Artikel Terbaik Se-Jawa Timur tahun 2008
  • Juara III Baca Puisi Se-Malang Raya tahun 2009
  • Juara II Writing Test Competition Mathematic MA Dan SMA Islam Se-Jawa Timur tahun 2006
  • Peraih UN tertingggi Program IPA MA Negeri Dan Swasta Se-Jawa Timur tahun 2006/2007
  • Juara I Lomba Voly tingkat SMA/MA Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara III Olympiade Kimia Se-Kab. Malang tahun 2008
  • Juara II Marathon 10 km Se-Kec. Gondanglegi tahun 2008
  • Juara III Gerak Jalan tingkat SLTA/MA Kec. Gondanglegi tahun 2004
  • Juara II MTQ tingkat MA Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara I MTQ tingkat MA Se-Malang Raya tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putri Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2005
  • Juara Umum Festival Kec. Gondanglegi tahun 2003
  • 6 Siswa terpilih sebagai pemain FC Pajero untuk musim 2009/2010

Prestasi Siswa Dan Siswi


  • Juara II MTQ Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara III Baca Puisi Se-Malang Raya tahun 2009
  • Juara II Writing Test Competition Mathematic MA Dan SMA Islam Se-Jawa Timur tahun 2006
  • Peraih UN tertingggi Program IPA MA Negeri Dan Swasta Se-Jawa Timur tahun 2006/2007
  • Juara I Festival Band Se-Malang Raya di SMAN I Pagak tahun 2009
  • Juara II Kempo Se-Jawa Timur tahun 2009
  • Juara I Footsall Se-Malang Raya tahun 2009
  • Juara III Olympiade Kimia Se-Kab. Malang tahun 2008 atas nama Miftahul Arik Iswati
  • Juara II Marathon 10 km Se-Kec. Gondanglegi tahun 2008 atas nama Afifatul Mia
  • Juara III Gerak Jalan tingkat SLTA/MA Kec. Gondanglegi tahun 2004
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putri Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara II Gerak Jalan tingkat SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2005
  • Juara I Lomba Voly tingkat SMA/MA Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara III Olympiade Kimia Se-Kab. Malang tahun 2008
  • Juara II Marathon 10 km Se-Kec. Gondanglegi tahun 2008
  • Juara III Gerak Jalan tingkat SLTA/MA Kec. Gondanglegi tahun 2004
  • Juara II MTQ tingkat MA Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara I MTQ tingkat MA Se-Malang Raya tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putri Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2005
  • Juara Umum Festival Kec. Gondanglegi tahun 2003

Jilbab Dalam Pandangan Orang Barat


Sebuah fenomena yang tidak dapat ditolelir di Barat, jilbab bagi wanita muslimah akan memicu pertentangan sengit antara orang barat yang selalu mendengungkan kebebasan dalam beragama, berkeyakinan hidup individu. Fenomena yang terjadi di Barat, para remaja muslimah banyak yang harus putut sekolah karena mereka dipaksa untuk melepas jilbab. Situasi ini sangat tidak rasional. Pengelola sekolah di barat bisa mentolelir siswa mereka yang melakukan seks bebas, telanjang, dansa, mabuk-mabukan dan perbuatan hina lainnya. Akan tetapi, anehnya mereka justru menolak siswa yang berjilbab. Ironis sekali fakta yang terjadi di barat ini.
Jilbab dianggap sangat mengkhawatirkan dan membahayakan beberapa aspek kehidupan di barat. Karena jilbab merupakan identitas islam. Sebagai perbandingan, para biarawati Nasrani juga mengenakan jilbab dan menutup seluruh anggota tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan.
Orang barat merasa gelisah karena jilbab yang dipakai kaum muslimah. Mereka lebih senang dengan berbagai penyelewengan, kriminalitas, kerusakan yang menggelisahkan di dunia barat. Islam merupakan agama terhormat dan mulya. Dan bukanya agama yang mengajarkan berbagai penyelewengan.
Di barat, mereka menghalangi hak-hak wanita, dan memperlakukan seperti barang dagangan yang bertubuh sexy, memiliki pandangan, ucapan, rambut, perhiasan dan pakaian memikat. Sedang dalam islam, gambaran yang ada justru sebaliknya, fungsi seksual wanita hanya untuk suaminya di rumah. Wanita muslimah harus mampu menjaga kehormatannya.
Nabi Muhammad SAW. Telah menjelaskan pakaian wanita:” Sesungguhnya wanita yang telah mengalami menstruasi , maka segala sesuatu pada dirinya tidak boleh terlihat, kecuali ini dan ini,” Nabi mengisyaratkan pada wajah dan dua telapak tangan.

Kurikulum MAN Gondanglegi

Kurikulum Yang Digunakan di MAN Gondanglegi


Kurikulum MAN Gondanglegi pada tahun pelajaran 2008/2009 mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi ( lebih dikenal kurikulum 2004 ) untuk kelas X, XI dan XII.
Program kurikulum mulai tahun pelajaran 2008/2009 yaitu program reguler dengan masa studi 3 ( tiga ) tahun.

A. Struktur Kurikulum

  • Mata pelajaran kelas X yang mengalami perubahan struktur kurikulum semesterganjil tahun pelajaran 2008/2009 adalah :
  1. Matematika : 5 jam pelajaran perminggu.
  2. Sejarah : 2 jam pelajaran perminggu.
  3. Fisika : 4 jam pelajaran perminggu.
  4. Biologi : 4 jam pelajaran perminggu.
  5. Bahasa Asing : 8 jam pelajaran perminggu, terdiri dari : Bahasa Inggris : 4 jam pelajaran perminggu, Bahasa Mandarin : 2 jam pelajaran perminggu, Bahasa Arab : 2 jam pelajaran perminggu.

KRITERIA KENAIKAN KELAS DAN PENJURUSAN

1. Kenaikan Kelas.

Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran

  • Siswa dinyatakan tidak naik kelas XI, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran.
  • Siswa dinyatakan tidak naik kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran, yang bukan mata pelajaran ciri khas program studi.Sebagai contoh : Bagi siswa kelas XI
    o Program studi Ilmu Alam, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
    o Program studi Ilmu Sosial, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.
    o Program studi Ilmu Bahasa, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Antropologi, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya yang menjadi pilihan.
  • Rata-rata Nilai Kepribadian dan Nilai Ekstra kurikuler minimal B (baik)
  • Prosentase kehadiran selama satu tahun minimal 95% / Absen ALPA maksimal 12 hari
  • Siswa yang tidak naik kelas, diwajibkan mengulang yaitu mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran pada tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya

2. Penjurusan

  • Penentuan penjurusan program studi Ilmu Alam, Ilmu Sosial dan Ilmu Bahasa dilakukan akhir semester 2 kelas X (sepuluh).b. Pelaksanaan penjurusan program studi di semester 1 kelas XI.
  • Kriteria penjurusan program studi meliputi: Nilai akademik Siswa yang naik kelas XI dan akan mengambil program studi tertentu yaitu: Ilmu Alam atau Ilmu Sosial atau Bahasa; boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program studi tersebut.

Siswa yang mempunyai kasus khusus ( misal : tidak dapat dijuruskan ) akan ditetapkan kemudian

Prestasi Guru

  • Sebagai Penulis Artikel Terbaik Se-Jawa Timur tahun 2008 yang diadakan Departemen Agama

Prestasi Siswi

  • Juara II MTQ tingkat Malang Raya tahun 2009 atas nama Ana Fa'izatul
  • Juara III Baca Puisi Se-Malang Raya tahun 2009 atas nama Arrofiqotul Cholisoh
  • Juara II Kejuaraan Kempo Tingkat Jawa Timur Tahun 2009 atas nama Ismatul Izza
  • Terpilih sebagai Finalis kompetisi Presenter Se-indosnesia tahun 2009 atas nama Arrofiqotul Cholisoh
  • Juara III Olympiade Kimia Se-Kab. Malang tahun 2008 atas nama Miftahul Arik Iswati
  • Juara II Marathon 10 km Se-Kec. Gondanglegi tahun 2008 atas nama Afifatul Mia
  • Juara III Gerak Jalan Putri tingkat SLTA/MA Kec. Gondanglegi tahun 2004
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putri Kec. Gondanglegi tahun 2002

Prestasi Siswa

  • Sebagai finalis model salah satu majalah terkemuka di Indonesia tahun 2009 atas nama Nur Alfi..
  • Juara futsal putra SE-Malang Raya tahun 2009
  • Terpilih sebagai pemain Diklat kanjuruhan atas nama M. Syukron.
  • 6 Siswa terpilih sebagai pemain FC Pajero untuk musim 2009/2010.
  • Juara II Gerak Jalan tingkat SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2002.
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2005

Prestasi Madrasah

  • Ditunjuk sebagai petugas paskibraka tingkat Kecamatan Gondanglegi Kab. Malang di acara HUT RI sejak tahun 2005 sampai sekarang.
  • Dinobatkan sebagai Juara Umum Lomba Baris Berbaris tingkat kecamatan Gondanglegi Kab. Malang pada tahun 2008
  • Juara I Festival Band Se-Malang Raya di SMAN I Pagak tahun 2009
  • Juara II Kempo Se-Jawa Timur tahun 2009
  • Juara I Footsall Se-Malang Raya tahun 2009
  • Penulis Artikel Terbaik Se-Jawa Timur tahun 2008
  • Juara III Baca Puisi Se-Malang Raya tahun 2009
  • Juara II Writing Test Competition Mathematic MA Dan SMA Islam Se-Jawa Timur tahun 2006
  • Peraih UN tertingggi Program IPA MA Negeri Dan Swasta Se-Jawa Timur tahun 2006/2007
  • Juara I Lomba Voly tingkat SMA/MA Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara III Olympiade Kimia Se-Kab. Malang tahun 2008
  • Juara II Marathon 10 km Se-Kec. Gondanglegi tahun 2008
  • Juara III Gerak Jalan tingkat SLTA/MA Kec. Gondanglegi tahun 2004
  • Juara II MTQ tingkat MA Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara I MTQ tingkat MA Se-Malang Raya tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putri Kec. Gondanglegi tahun 2002
  • Juara III Gerak Jalan SLTA/MA Putra Kec. Gondanglegi tahun 2005
  • Juara Umum Festival Kec. Gondanglegi tahun 2003
  • 6 Siswa terpilih sebagai pemain FC Pajero untuk musim 2009/2010

Prestasi MAN Gondanglegi


  • Juara I Festival Band Se-Malang Raya di SMAN I Pagak tahun 2009
  • Juara II Kempo Se-Jawa Timur tahun 2009
  • Juara I Footsall Se-Malang Raya tahun 2009
  • Penulis Artikel Terbaik Se-Jawa Timur tahun 2008
  • Juara II MTQ Se-Malang Raya tahun 2008
  • Juara III Baca Puisi Se-Malang Raya tahun 2009
  • Juara II Writing Test Competition Mathematic MA Dan SMA Islam Se-Jawa Timur tahun 2006
  • Peraih UN tertingggi Program IPA MA Negeri Dan Swasta Se-Jawa Timur tahun 2006/2007

Pengembangan Lingkungan Madrasah Berbasis Budaya Islami


Bumi yang berdiameter lebih dari 12ribu kilometer itu laksana hanya sebuah desa kecil. Kini, untuk sampai pada dua ujung dunia dan menelisik kabar daerah paling terpencil sekalipun cukup duduk tenang di kursi jet supersonik sambil memangku laptop. Semua berkat kecanggihan sarana transportasi dan komunikasi. Antara keduanya pula, keragaman budaya mengucur deras, menerobos relung relung kehidupan manusia, tak terkecuali menyeruak dan memaksa masuk pada wilayah kehidupan akademik di madrasah. Madrasah yang dilabeli sebagai lembaga pendidikan islam itu sedang dan terus akan berkompetisi dengan lawan tangguh yang berjuluk ‘demoralisasi ‘. Dalam pertarungan dua gladiator itu, sanggupkh madrasah tetap eksis sebagai moral agent, atau malah keluar dari pertarungan sembari tertunduk malu? Dalam dunia sepak bola, berlaku aturan bahwa setiap pertarunga partai final akan berakhir dengan kemenangan salah satu tim. Tim yang menang secara sportif umumnya adalah tim yang memiliki kekuatan, ketangguhan, kekompakan, mentalitas juara, dan keberuntungan. Untuk mencapai itu semua sebuah tim lazimnya lahir dan besar di lingkungan yang kondusif. Dus, dalam menghadapi kekuatan demoralisasi itu madrasah mesti kembali pada budaya agama (islam) sebagai moral force dalam upaya mencitakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Hal itu amat selaras dengan prinsip pendidikan dalam Al Qur’an yang berbasis budaya islam, sebagaimana pernyataan Al Qur’an yang memploklamirkan bahwa satu-satunya agama di sisi Allah hanyalah islam. Artinya, islam mestinya menjadi tuntunan dan pedoman bagi seluruh gerak aktivitas umat islam, termasuk dalam dunia pendidikan.

Lingkungan Madrasah

Lingkungan madrasah merupakan atmosfer akademik yang dalam pendidikan diistilahkan sebagai environment inputs. Lingkungan madrasah ikut andil secara signifikan dalam menentukan keberhasilan pendidikan, selain unsur guru, murid, kurikulum,media pembelajaran, metode, dan evaluasi yang merupakan instrumental inputs.
Lingkungan madrasah dapat berupa lingkungan fisik (biah jismiyyah), baik di dalam maupun di sekitar madrasah, misalnya gedung, masjid, kantin, kebun, lapangan olahraga, taman, dan lain- lain. Prisnsip utama pengembanagan lingkungan fisik berbasis budaya agama adalah adanya unsur kebersihan, keindahan, kesederhanaan, kesehatan, efisiensi dan efektifitas, serta nilai strategis. Penataan ruang, arah pencahayaan, keaslian taman, dan berbagai upaya untuk menjaga lingkungan dan tidak menzaliminya merupakan praktek islami pada lingkungan fisik. Hal ini didasarkan, antara lain, ayat 56 Surat Al-A’raf yang melarang perusakan linkungan.” Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikannya.”
Selain lingkungan fisik, terdapat lingkungan socia (biah ijtma’iyyah) di dalam madrasah maupun di luar madrasah. Lingkungan social di dalam madrasah menyangkut relasi antara pimpinan madrasah, guru, siswa, petugas administrasi, petugas kebersihan, petugas koperasi, petugas kantin, petugas perpustakaan, dan pihak- pihak yang berkaitan
dengan aktiftas social di madrasah. Sementara lingkungan social di luar madrasah menyangkut aktifitas social kemasyarakatan yang ada di sekitar madrasah. Interaksi antar elemen di dalam dan di luar madrasah itu akan membentuk kelompok (majmu’ah), komunitas (jama’ah), dan masyarakat (mujtama’) madrasah yang juga bagian tak terpisahkan dari masyarakat bangsa secara keseluruhan. Keterkaitan antar elemen social inilah yang justru menjadi amat krusial untuk dibicarakan dalam upaya pencintaan budaya agama untuk mendukung kegiatan pendidikan di madrasah.

Berita Seputar Madrasah

Festifal Band Tahun 2009

Band Kamikaze adalah salah satu band MAN Gondanglegi yang juara dalam kejuaraan band se-Malang raya. Band yang terdiri dari 6 personil itu bisa mengalahkan band MAN Gondanglegi yang lain yaitu Labaron yang terdiri dari 5 personil dan mendapat posisi ke-5. Band tuan rumah pun tidak dapat mengatasi peforma band Kamikaze. Lomba ini diikuti oleh 12 sekolahan se-Malang raya.




Olimpiade tahun 2009 di MAN Gondanglegi


Olimpiade di MAN Gondanglegi terdiri dari beberapa cabang perlombaan diantaranya: Voli yang terdiri dari putra dan putri, lomba matematika, lomba bahasa inggris, pidato yang terdiri dari pidato bahasa inggris dan bahasa arab.
Juara 1 lomba voli putra diperoleh diperoleh MTsN Turen, juara II diperoleh MTS Bustanul Ulum, juara III adalah MTsN Malang III dan juara umum olimpiade di MAN Gondanglegi adalah MTs Lawang.



Juara penulisan artikel tahun 2009


Salah salah satu gguru bahasa arab MAN Gondanglegi yang bernama bapak Kholilurrohman menjadi juara penulisan artikel se-Jawa Timur tahun 2009 versi majalah Mimbar

Humor Kesehatan

Shinshe Cina vs Tabib Arab


Konon ada sepasang sahabat orang Cina dan Arab sedang kebingungan karena usaha mereka bangkrut. Setelah memutar keras otak mereka, mereka sepakat membuka pelayanan kesehatan. Maka si orang Cina jadi sinshe, dan si orang Arab menjadi tabib. Setelah satu minggu praktek, si tabib tetap sepi pasien, namun si sinshe mulai kebanjiran pasien. Si tabib putar otak untuk melawan si sinshe. Maka si tabib mengeluarkan jurus dengan memasang pengumuman di depan ruang prakteknya: “Jika Tidak Sembuh Uang Kembali Tiga Kali Lipat!” Taktik itu manjur, pasien lalu berdatangan ke si tabib. Giliran si sinshe sewot lalu mencari akal. “Haiyaaa, lumayan kalo owe pura-pura sakit dan tidak sembuh dapat uang lha.” Lalu ia mendatangi si tabib. Sinshe: “Haiyaaa, tolong owe. Owe punya sakit mati rasa. Owe tidak bisa lagi rasain rasa setiap makanan yang owe telan, haiyaa….” Tabib: “Ana fikir itu gamfang ana sembuhkan.” Lalu si tabib memanggil asistennya. Tabib: “Hasaaannnn, cefat ente bawa kesini obat nomor 14.” Secepat mungikin si asisten yang bernama Hasan membawa obat nomor 14 dan oleh si tabib di berikan kepada si sinshe. Dan si sinshe langsung menguyah sebelum menelan obat nomor 14 tersebut. Sinshe: “Haiyaaa, ini bukan obat lhaaa, tapi ini tai ayam.” Tabib: “Ente betul! Itu tai ayam. Berarti ente sudah sembuh dan tidak mati rasa lagi.” Si sinshe pulang dengan kesal karena kalah akal. Lalu ia kembali memutar otak berpikir mencari akal untuk mengalahkan si tabib dan sekaligus dapat uang si tabib. maka kali ini si sinse kembali pura-pura sakit lupa yang sangat kronis. Sinshe: “Haiyaaaa tabib, owe sakit lupa parah sekali. Owe lupa semua peristiwa dan memori owe. Haiyaaa, tolong owe.” Tabib: “Gamfang. Ana fasti tolong ente dan ente fasti sembuh. Obat ana mujarab sekali.” Lalu seperti biasa si sinse memanggil si Hasan sang asisten. Tabib: “Hasaaaaan, cefat ente bawa kemari obat nomor 14.” Sinshe: “Haiyaaaa, owe tidak mau lagi makan tai ayaaaam. Haiyaaaaa… Owe tidak mau…..!” Tabib: “Alhamdulillah, berarti ente sudah sembuh. Daya ingat ente ternyata sudah kembali.” Tinggal si sinshe pulang sambil menggerutu.

Humor Umum



Kata-Kata Terakhir Terpidana Mati


Tiga orang wanita akan dieksekusi mati. Sebelum dieksekusi, mereka diminta untuk mengucapkan kata-kata dan pesan terakhir mereka. Wanita pertama, yang berambut coklat, diikat di kursi listrik dan dipersilakan memberikan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, “Aku berasal dari Sekolah Teologi dan saya percaya pada Tuhan yang Maha Kuasa bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah.” Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia. Giliran wanita kedua yang berambut merah, diikat di kursi listrik dan memberikan kata-kata yang terakhir, “Aku berasal dari Sekolah Hukum dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah.” Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada wanita ini, jadi mereka membebaskan dia. Wanita yang terakhir, diikat di kursi listrik dan berkata, “Saya seorang sarjana teknik listrik, dan sekarang juga saya akan memberitahu Anda, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!”

Humor Pendidikan



Mengajar Murid SD tentang Bahaya Alkohol

Suatu pagi yang indah di sebuah sekolah dasar,seorang Pak Guru yang begitu berdedikasi sedang mengajar murid-muridnya tentang betapa bahayanya minuman keras kepada mereka.
Sebelum memulai mata pelajarannya pada hari itu dia telah mengambil 2 ekor cacing yang hidup, sebagai sampel kehidupan dan dua gelas minuman yang masing-masing berisi dengan air mineral dan Whiskey yang mengandung kadar alkohol tinggi.“Coba perhatikan anak-anak! Lihat bagaimana saya akan memasukkan cacing ini kedalam gelas, perhatikan betul-betul. Cacing yang sebelah kanan saya, akan saya masukkan ke dalam air mineral manakala cacing yang sebelah kiri saya akan masukkan ke dalam Whiskey. Perhatikan betul-betul!”
Semua mata tertumpu pada kedua ekor cacing itu. Seperti diperkirakan, cacing yang berada dalam gelas yang berisi air mineral itu berenang-renang di dasar gelas, manakala cacing yang berada di dalam whiskey menggeliat lalu mati.
Pak Guru tersenyum lebar, apabila melihat murid-muridnya memberikan perhatian sepenuh hati pada pelajaran praktek yang dia berikan.“Baiklah anak-anak, apa yang kamu dapat pelajari dari praktek yang Pak Guru tunjukkan tadi??”
Dengan penuh keyakinan murid-muridnya menjawab, “UNTUK MENGHINDARI CACINGAN…MINUMLAH WHISKEY!”



Gelar dari Minang

Usman Chaniago, supir camat di Payakumbuh, minta berhenti karena ingin merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Mula-mula dia bekerja sebagai tukang kantau di Tanah Abang, setelah dapat mengumpulkan sedikit modal dimulai pula menggelar dagangannya di pinggir jalan di Tanah Abang.
Nasib rupanya memihak kepadanya, beberapa tahun kemudian dia berhasil memiliki kios kain di dalam pasar. Dia pun berkeluarga dan memiliki 2 anak. Bahkan tahun ini dia membangun rumah di Depok, di lingkungan perumahan dosen UI.
Karena tetangganya semua akademisi, macam-macam gelarnya, ada Prof., ada Phd. dll. Usman merasa malu kalau papan namanya tidak tercantum gelar seperti tetangganya.
Dibuatlah papan naman dari perak, dipesan dari Koto Gadang, dengan nama DR. Usman Chaniago MSc.
Ketika ayahnya datang berkunjung, sambil bangga dia bertanya di mana anaknya kuliah, sebab setahu dia, Usman hanya berdagang.
Dengan malu-malu Usman menerangkan gelarnya di papan nama, “Nama itu artinyo ‘Disiko Rumahnyo Usman Chaniago Mantan Supir Camat’.”

Team Creator


  1. Penanggung Jawab : Drs. H. Ahmad Nurhadi, M.Ag
  2. Penasehat : Dra. Mutmainnah, M. Ali Muhajir, S.Pd dan Kholil Rurohman, M.Pdi, M. Ag
  3. Pembina : Muh. Khoirul Basyar, S.Ag dan Drs. Mansyur
  4. Team Webblog : Umar Makhfuddin, Achmad Khumaini dan Fery Irawan

VISI DAN MISI

VISI :

Terwujudnya MAN GONDANG LEGI yang menjadi dambaan masyarakat, yang mampu mencetak insane yang bertaqwa, berprestasi, dan trampil, dengan suasana kasih sayang, kekeluargaan dan keteladanan, serta dengan lingkungan yang bersih, indah dan asri.

MISI :

  1. Meningkatkan penghayatan dan pengalaman ajaran Islam, dengan membiasakan Sholatberjama’ah dan ibadah yang lainnya.
  2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara efektif guna mencapai prestasi akademik.
  3. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yang berorientasi pada peningkatan prestasi dan pelatihan ketrampilan.
  4. Memotifasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
  5. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa berkomunikasi dengan ummat dean masyarakat untuk meningkatkan pengabdian kepada mereka.
  6. Mencari informasi tentang lomba-lomba dan mengirimkan siswa untuk mengikutinya sebagai sarana berprestasi.
  7. Memotivasi siswa untuk rajin membaca buku dan internet guna menambah wawasan keilmuan dan informasi.


Kegiatan Ekstra Pramuka di MAN Gondanglegi
Kegiatan ekstra pramuka dilaksanakan setiap hari jum’at setelah shalat jum’at.kegiatan ini untuk melatih kedisiplinan dan kepribadian setiap individu agar berperilaku sesuai yang diharapkan.
Kegiatan ini kebanyakan diikuti oleh siswa putri (siswi). Ekstra pramuka dalam melakukan kegiatan kebanyakan di luar kelas (di taman, halaman, lapangan, dan tempat- tempat lain).


GALERY PHOTO















































Kegiatan Ekstra Kempo di MAN Gondanglegi


Kegiatan kempo dilakukan setiap hari minggu pagi di halaman MAN Gondanglegi. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Gondanglegi. Anak luar pun tidak mau kalah ikut andil bagian.
Kegiatan ini dilatih oleh bapak H. Abdul Hannan, M.Ag. Salah satu siswi MAN Gondanglegi yang mengikuti kegiatan ini berhasil meraih juara dua lomba kempo tingkat Jawa Timur tahun 2009.

Otak Manusia Lebih Luas Daripada Alam Semesta

Kamu merasa kurang pintar (bodoh)


Tapi tahukah kamu bahwa kemampuan otak manusia yang diberdayakan rata-rata baru sekitar 10 persen dari kemampuan sesungguhnya yang luar dan ajaib.


Hal itu dikemukakan Master Trainer di Brains Power Indonesia, Irwan Widiatmoko atau lebih dikenal dengan Mr SGM (Super great Memory). “Daya ingat manusia lebih fantatis daripada yang dibayangkan. Apabila seluruh informasi di alam semesta dimasukkan kedalam otak kita, otak kita tidak akan penuh,”ujarnya.


Membandingkan dengan otak lebah yang memilki sekitar 7.000 sel otak, sudah mampu membuat sejumlah keajaiban dan hal-hal yang luar biasa dahsyat, otak manusia yang memiliki satu triliun otak terdiri dari 100 miliar sel aktif dan 900 miliar sel yang menghubungkanya, menurut Irwan, bisa lebih dahsyat lagi.


Seorang Einstein, ilmuan di penghujung abad ke-20, menurut dia, hanya memanfaatkan kurang dari 10 persen dari potensi otaknya. Itulah gambaran potensi otak manusia yang sudah digunakan, dan masih sangat besar untuk bisa kita optimalkan. Potensi otak manusia memangsungguh sangat dahsyat.


Jadi ga ada istilah BODOH dalam diri kita. Yang ada hanya kita belum mengasahnya aja! Oke Guys…!

Andai Presidenku Seperti Umar bin Khatab

Sebagai seorang khalifah, selama hidupnya Umar bin Khatab mengabdikan dirinya untuk memperoleh ridha Allah. Selain itu juga, beliau sangat peduli dengan rakyatnya. Pada malam hari secara diam-diam beliau sering melakukan inspeksi untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari kehidupan rakyatnya.



Pada suatu malam, di tempat yang agak jauh dari kota Madinah, umar mendapatkan suatu gubuk kecil, yang dari celah-celah dinding, beliau dapat melihat dengan jelas bahwa di dalam gubuk itu ada seorang ibu yang sedang memasak dikelilingi oleh anak-anaknya. Setiap anak-anaknya menangis, sang ibu selalu menghibur dengan ucapan,” Tunggulah anak-anak … sebentar lagi makanan akan matang.” Demikian ucapan seperti itu terus diulang-ulang oleh sang ibu, sampai anak-anaknya tertidur karena kelelahan.



Umar menjadi penasaran, lalu mengetuk pintu dan member salam. Setelah sang ibu menjawab salam dan mempersilahkan masuk, Umar pun masuk. Kemudian terjadi dialog antara Umar dan pemilik gubuk kecil itu.



Pemilik gubuk itu adalah seorang janda yang memiliki anak-anak yang masih kecil. Karena tidak ada makanan yang akan dimasak, sedangkan anak-anaknya menangis teru-menerus karena lapar, sang ibu pun pura-pura memasak makanan padahal sebenarnya yang dimakan itu adalah batu. Setiap anak-anaknya menangis selalu menghibur dengan ucapan, agar anak-anaknya dapat bersabar karena sebentar lagi makanan akan matang. Akhirnya, karena kelelahan anak-anak itu tertidur.



Pemilik gubuk itu tidak mengetahui bahwa yang sedang berkunjung ke rumahnya dan yang berada di hadapanya itu adalah khalifah. Ia mengatakan bahwa Khalifah telah berbuat zalim kepada dirinya dan anak-anaknya karena ia tidak memberikan bantuan kepadanya.



Mendengar penuturan yang polos dari sang janda itu, Umar tersentuh hatinya. Beliau segera kembali ke Madinah, menuju Baitul Mal dan mengambil sekarung besar gandum. Kemudian beliau mengangkat sendiri sekarung besar gandum. Kemudian beliau mengangkat sendiri sekarung besar gandum itu untuk disedekahkan kepada sang janda dan anak-anaknya. Sedangkan sahabatnya, Abas ikut menyertai Umar dengan membawa minyak samin untuk memasak. Karena jarak dari Madinah ke rumah sang janda cukup jauh, Umar tampak kelelahan dan keringat pun bercucuran dari tubuhnya. Melihat itu Abas memohon kepada Umar agar ia diizinkan untuk mengantikan memikul sekarung gandum yang sedang dipikulnya itu. Umar menolak tawaran itu dan berkata,”Tidak akan saya biarkan kamu membawa dosa-dosa saya di akhirat kelak. Biarkan saya membawa karung berisi gandum ini, karena saya merasa berdosa telah membirkan sang janda dan anak-anaknya menderita kelaparan.”

Asal Mula

Pada dekade delapan puluhan, jumlah madrasah negeri pada umumnya dan Madrasah Aliyah Negeri pada khususnya, secara nasional dirasakan masih sangat terbatas. Sebagai contoh misalnya di Kabupaten Malang yang wilayahnya sangat luas hanya ada satu Madrasah Aliyah Negeri Malng II yang ada di Batu. Kondisi terbatasnya jumlah MAN juga dirasakan di daerah-daerah lain di luar Kabupaten Malang. Meskipun demikian, untuk mendirikan MAN baru rupanya cukup sulit. Rekomendasi dari BAPPENAS dan Menpan saat itu tidak pernah diperoleh. Mungkin saat itu pendirian MAN baru belum masuk dalam program pembangunan nasional. Padahal disisi lain animo masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putrinya di MAN sangat besar.
Untuk merespon pertimbangan di atas, maka Departemen Agama dalam hal ini Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, khususnya Direktorat Jenderal Perguruan Agama Islam mengambil kebijakan yaitu setiap MAN dan MTsN agar membuka filial (cabang). Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, maka kepala MAN Malang II Batu yang pada saat itu adalah Drs. Sulhani dan Pimpinan Pondok Pesantren Babus Salam Banjar Rejo Gondanglegi yaitu K.H. Darwis Said bersepakat bahwa MAN Malang II Batu akn membuka filial yang akan ditempatkan di Lembaga Pendidikan Babus Salam Gondanglegi. Kesepakatan ini akhirnya diusulkan di Departemen Agama Pusat untuk mendapatkan pengesahan.
Akhirnya turunlah SK dari Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Nomor : Kep/E/PP.03/2/69/85 tanggal 12 maret 1985. maka resmilah dibuka MAN Malang II Filial Banjarejo Gondanglegi. Inilah asal usul berdirinya MAN Gondanglegi.
Adapun kepala MAN Filial itu istilahnya adalah Plh (Pelaksana Harian) kepala MAN, karena MAN Filial itu statusnya sama dengan kelas jauh saja, maka kepalanya adalah MAN Induk. Sedangkan di MAN Filial ditunjuk Plh kepala MAN. Adapun yang pertama kali menjabat sebagai Plh Kepala MAN Malang II Filial Banjar Rejo adalah Alm. Drs. K.H. Mursyid Alifi.
Begitu MAN Filial di Banjar Rejo Gondanglegi ini membuka pendaftaran siswa baru, animo masyarakat begitu besar dan mendapatkan siswa yang cukup banyak, yaitu dua kelas besar. Sebagian besar adalah para santri Pondok Pesantren Babussalam Banjar Rejo dan sebagian lainnya adalah siswa murni. Keadaan ini berjalan selama kurang lebih 4 tahun pelajaran. Setelah mengalami kemerosotan, hal ini disebabkan atas keinginan pihak Yayasan Babussalam menginginkan adanya jenjang pendidikan yang lengkap, maksudnya juga mendirikan lembaga pendidikan umum disamping madrasah. Maka berdirilah SMU Babussalam.
Ternyata animo calon siswa baru unuk SLTA di Lembaga Pendidikan ini tetap, tidak ada peningkatan. Maka dengan berdirinya SMA Babussalam, calon siswa baru sebagian masuk ke SMA Babussalam dan sebagian lagi masuk ke MAN. Maka animo yang masuk ke MAN berkurang hanya tinggal satu kelas.
Kebijakan pembukaan MAN Filial bukan dimaksud untuk menjadi MAN Filial selamanya, akan tetapi untuk sementara saja. Suatu saat direncanakan akan di Negerikan dengan penuh sebagai madrasah yang berdiri sendiri. Untuk menegerikan MAN itu ada persyaratan yang harus dipenuhidiantara persyaratan itu adalah apabila MAN Filial ada dukungan dari masyarakat dan berdiri diatas gedung dan tanah milik sendiri.
Gedung milik Yayasan Pendidikan Babussalam yang diduduki MAN waktu itu hanya sebatas pada hak pakai bukan hak milik, maka K.H. Mursyid Alifi mencari masyarakat yang berkenan mewakafkan tanah untuk pendirian gedung MAN. Dengan harapan MAN filial dapat segera dinegerikan secara penuh sebagai yang berdiri sendiri. Keinginan K.H. Mursyid Arifi terjawab oleh keluarga K.H. Abdul Hamid Putat lor Gondanglegi yang berkenan mewakafkan tanahnya seluas 3.000 m2 yang berlokasi di Jl. Putat Lor Gondanglegi untuk dijadikan lokasi pembangunan gedung MAN tersebut.
Semenjak tahun 1990, Drs. K.H. Mursyid mengalami jatuh sakit, sehingga meninggal dunia tahun 1991. sementara beliau sakit, kedudukan Plh. Kepala Filial dipegang oleh pejabat sementara (Pjs) yaitu H. Sayid Abdurrahman, Panggung Rejo Gondanglegi pada bulan Juli 1991, MAN Malang II melakukan boyongan dari Banjarejo ke Putat Lor Gondanglegi. Sebelum gedung MAN dibangun, maka untuk sementara menempati gedung Fakultas Syari’ah Unisma Gondanglegi sebagai ruang belajar dan gedung MTs Alhamidiyah sebagai ruang kantor dengan pertimbangan bahwa tanah wakaf calon lokasi MAN Gondanglegi terletak bersebelahan dengan kedua gedung tersebut disamping kebetulan K.H. Mursyid Alifi juga sebagai Dekan Senad Fakultas Syari’ah yang masuk sore, jadi paginya dipakai untuk MAN.
Pada saat awal-awal di kantor Putat Lor terjadi krisis : Krisis Kepemimpinan, Krisis Keuangan, Krisis Kepercayaan, sehingga animo masyarakat untuk memasukkan anaknya ke MAN begitu kecil. Pernah ada pada tahun ajaran baru 1992/1993 MAN hanya mendapatkan siswa baru kelas 1 sebanyak 27 siswa dan sampai kelas 3 tinggal 21 siswa. Itupun terbagi 2 jurusan, Jurusan Agama 8 orang dan jurusan sosial 13 orang.
Setelah Drs. K. H. Mursyid Alifin wafat, maka kedudukan kepala MAN diserahkan kepada Drs. K.H. Abdul Madjid Ridwan dari Malang. Beliau ini sebenarnya termasuk dalam kategori orang sibuk, karena disamping guru beliau juga sebagai Dosen Universitas Islam Malang juga sebgai Da’i kondang yang sering diundang di instansi-instansi dan pelosok-pelosok kota dan kabupaten Malang. Namun meskipun begitu beliau masih mau membantu berjuang dengan gigih memperjuangkan kemajuan MAN dengan pembantu setianya yaitu Drs. Ahmad Nur Hadi dan Drs. Tauhid, disamping guru-guru lainnya. Drs. Ahmad Nur Hadi menjabat sebagai WKM. Bidang kurikulum dan Tauhid sebagai Bendahara BP3, dimana ketuanya adalah KH. Mahmud Zubaidi.

Dengan modal pinjaman, MAN berusaha membangun gedung. Setelah sampai memasang usuk, dananya habis, maka berhentilah pembangunan selama kurang lebih 1 tahun. Oleh karena lapuknya usuk setahun yang lalu maka usuk yang terpasang tak kuat menyanggh genting, hingga akhirnya roboh. Gempar robohnya gedung MAN tersiar kemana-mana hingga ke pelosok jawa timur hingga Indonesia karena termuat di harian Surya.Alhamdulillah berkat bantuan Bupati Malang, maka gedung sebanyak Tiga lokal yang roboh dapat diselesaikan.
Pada tahun 1993, fakultas Syari’ah Unisma Gondanglegi akan diakreditasi dengan syarat bahwa gedung Fakultas tidak diperbolehkan untuk dipergunakan lembaga lain. Maka mau tidak mau MAN Filial harus hengkang dari gedung Fakultas. Alhamdulillah dalam waktu singkat, pada bulan Desember 1994, satu unit gedung lagi yang terdiri dari tiga lokal berhasil diselesaikan.
Pada bulan Januari 1995, siswa MAN Filial seluruhnya telah menempati gedung sendiri yang sebanyak dua unit yang terdiri dari enam kelas. Adapun kantornya masih numpang di MTs Al-Hamidiyah. Setelah memiliki prasarana dan sarana, tanah dan gedung,. Maka usaha untuk penegerian diurus lagi oleh kepala MAN Induk. Dan berhasillah penegerian tersebut dengan nama MAN Gondanglegi berdasarkan SK. Dari Menteri nomor : 515 A / 1995, tanggal 25 November 1995 dan diresmikan pada bulan Juli 1996 dengan Kepala Madrasah pertama yaitu Drs. Ahmad Nur Hadi.
Pada tahun 1997/1998, MAN Gondanglegi mendapat proyek bangunan gedung satu unit yang terdiri dari 3 ruang kelas,1 gudang dan 3 kamar mandi (WC) lengkap dengan mebelernya. Sebenarnya MAN Gondanglegi telah memiliki 9 ruang, sesuai dengan jumlah rombongan belajar, akan tetapi satu ruang digunakan untuk kantor. Jadi 1 kelas masih masuk siang. Pada tahun berikutnya mendapat proyek kantor lengkap dengan mebelernya. Setelah kantor pindah, maka pada tahun ajaran 1999/2000, seluruh siswa MAN Gondanglegi dimasukkan pagi.
Pada akhirnya tahun ajaran 1999/2000 MAN Gondanglegi ditunjuk sebagai sub rayon Ebtanas, yang diikuti oleh empat Madrasah Aliyah Penyelenggara dan sebelas Madrasah Aliyah penggabung. Empat Madrasah yang menjadi penyelenggara yaitu MA Al-Hidayah Wajak, MA. Nahdlatul Ulama’ Gondanglegi, MA Mamba’ul Ulum Banjar Rejo dan MA Roudlotul Ulum Putat.



Followers


ShoutMix chat widget