Blinkie Text Generator at TextSpace.net

The Islamic Techno Based School

Pengembangan Lingkungan Madrasah Berbasis Budaya Islami


Bumi yang berdiameter lebih dari 12ribu kilometer itu laksana hanya sebuah desa kecil. Kini, untuk sampai pada dua ujung dunia dan menelisik kabar daerah paling terpencil sekalipun cukup duduk tenang di kursi jet supersonik sambil memangku laptop. Semua berkat kecanggihan sarana transportasi dan komunikasi. Antara keduanya pula, keragaman budaya mengucur deras, menerobos relung relung kehidupan manusia, tak terkecuali menyeruak dan memaksa masuk pada wilayah kehidupan akademik di madrasah. Madrasah yang dilabeli sebagai lembaga pendidikan islam itu sedang dan terus akan berkompetisi dengan lawan tangguh yang berjuluk ‘demoralisasi ‘. Dalam pertarungan dua gladiator itu, sanggupkh madrasah tetap eksis sebagai moral agent, atau malah keluar dari pertarungan sembari tertunduk malu? Dalam dunia sepak bola, berlaku aturan bahwa setiap pertarunga partai final akan berakhir dengan kemenangan salah satu tim. Tim yang menang secara sportif umumnya adalah tim yang memiliki kekuatan, ketangguhan, kekompakan, mentalitas juara, dan keberuntungan. Untuk mencapai itu semua sebuah tim lazimnya lahir dan besar di lingkungan yang kondusif. Dus, dalam menghadapi kekuatan demoralisasi itu madrasah mesti kembali pada budaya agama (islam) sebagai moral force dalam upaya mencitakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Hal itu amat selaras dengan prinsip pendidikan dalam Al Qur’an yang berbasis budaya islam, sebagaimana pernyataan Al Qur’an yang memploklamirkan bahwa satu-satunya agama di sisi Allah hanyalah islam. Artinya, islam mestinya menjadi tuntunan dan pedoman bagi seluruh gerak aktivitas umat islam, termasuk dalam dunia pendidikan.

Lingkungan Madrasah

Lingkungan madrasah merupakan atmosfer akademik yang dalam pendidikan diistilahkan sebagai environment inputs. Lingkungan madrasah ikut andil secara signifikan dalam menentukan keberhasilan pendidikan, selain unsur guru, murid, kurikulum,media pembelajaran, metode, dan evaluasi yang merupakan instrumental inputs.
Lingkungan madrasah dapat berupa lingkungan fisik (biah jismiyyah), baik di dalam maupun di sekitar madrasah, misalnya gedung, masjid, kantin, kebun, lapangan olahraga, taman, dan lain- lain. Prisnsip utama pengembanagan lingkungan fisik berbasis budaya agama adalah adanya unsur kebersihan, keindahan, kesederhanaan, kesehatan, efisiensi dan efektifitas, serta nilai strategis. Penataan ruang, arah pencahayaan, keaslian taman, dan berbagai upaya untuk menjaga lingkungan dan tidak menzaliminya merupakan praktek islami pada lingkungan fisik. Hal ini didasarkan, antara lain, ayat 56 Surat Al-A’raf yang melarang perusakan linkungan.” Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikannya.”
Selain lingkungan fisik, terdapat lingkungan socia (biah ijtma’iyyah) di dalam madrasah maupun di luar madrasah. Lingkungan social di dalam madrasah menyangkut relasi antara pimpinan madrasah, guru, siswa, petugas administrasi, petugas kebersihan, petugas koperasi, petugas kantin, petugas perpustakaan, dan pihak- pihak yang berkaitan
dengan aktiftas social di madrasah. Sementara lingkungan social di luar madrasah menyangkut aktifitas social kemasyarakatan yang ada di sekitar madrasah. Interaksi antar elemen di dalam dan di luar madrasah itu akan membentuk kelompok (majmu’ah), komunitas (jama’ah), dan masyarakat (mujtama’) madrasah yang juga bagian tak terpisahkan dari masyarakat bangsa secara keseluruhan. Keterkaitan antar elemen social inilah yang justru menjadi amat krusial untuk dibicarakan dalam upaya pencintaan budaya agama untuk mendukung kegiatan pendidikan di madrasah.

Comments :

0 komentar to “Pengembangan Lingkungan Madrasah Berbasis Budaya Islami”


Posting Komentar